OJK Bidik Perusahaan Kelas Menengah Melantai di Bursa
OJK targetkan 100 perusahaan
menengah jadi perusahaan publik per tahun
VIVAnews - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bidik
perusahaan-perusahaan kelas menengah di Indonesia untuk melantai di bursa efek
ke depannya. Saat ini perusahaan kelas menengah yang ada ditaksir sebanyak
lebih dari 10.000 perusahaan.
Ketua
Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad, dalam acara Business Meeting 2014
"Entering The Market,", Selasa 18 Maret 2014, menargetkan 100
perusahaan kelas menengah tiap tahunnya dapat menjadi perusahaan publik ke
depannya.
"Saya kira akan sangat berpengaruh pada perkembangan pasar modal kita dan tentu saja sangat bermanfaat bagi perkembangan ekonomi nasional," ungkapnya.
"Saya kira akan sangat berpengaruh pada perkembangan pasar modal kita dan tentu saja sangat bermanfaat bagi perkembangan ekonomi nasional," ungkapnya.
Dia
mengatakan, untuk mencapai target tersebut bukanlah hal yang mudah. Pasalnya,
pengetahuan para pengusaha di Indonesia terkait manfaat menjadi perusahaan
publik masih minim. "Tidak sedikit pengusaha yang belum memahami bagaimana
memperoleh atau mencari manfaat dari pendanaan pasar modal melaui IPO atau
penawaran umum, baik saham, obligasi maupun efek-efek lainya," tambahnya.
Karena
itu, tegasnya, OJK berkomitmen untuk terus melakukan edukasi mengenai hal ini.
Sehingga ke depannya tidak hanya ekonomi Indonesia yang terdorong, tetapi juga
dapat bermanfaat bagi pelaku usaha.
Dalam
kesempatan berbeda, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Suryo Bambang
Sulisto, mendukung penuh target tersebut. Menurutnya, dunia usaha memang
membutuhkan akses keuangan yang luas untuk mengembangkan bisnisnya.
Meski
demikian, dia berharap, sosialisasi dan edukasi yang diberikan OJK dapat
ditingkatkan. Sehingga para pengusaha memahami betul keuantungan dan manfaat
yang akan diperolehnya apabila melantai di bursa.
"Yang penting edukasi dan penyuluhan pada kami dari swasta ini mungkin banyak yang belum memahami manfaat pasar modal," tambahnya.
"Yang penting edukasi dan penyuluhan pada kami dari swasta ini mungkin banyak yang belum memahami manfaat pasar modal," tambahnya.